Kamis, 29 Maret 2012

"Kapal Hantu" Tsunami Terlihat di Kanada

VIVAnews - Jejak-jejak tsunami yang menggulung Jepang masih saja terlihat. Meski peristiwa itu sudah setahun berlalu. Baru-baru ini, sebuah kapal pemancing ikan yang terseret gelombang gergasi 11 Maret 2011 lalu terlihat terapung-apung di pantai barat Kanada.

Seperti dimuat BBC, patroli pesawat udara yang terbang di atas laut British Columbia menjumpai kapal rusak tak berawak itu. Kapal tersebut diperkirakan memiliki panjang 50 meter, terombang-ambing ombak sekitar 275 kilometer dari Pulau Haida Gwaii, Jumat 23 Maret 2012.

Kapal itu adalah benda besar pertama yang ditemukan, di antara jutaan ton reruntuhan akibat tsunami yang menyeberangi Lautan Pasifik. Diduga kuat tak ada satu orang pun yang berada dalam kapal yang terdaftar di Hokkaido, Jepang.

Kementerian Transportasi terus memantau kapal ini sebagai polutan laut, dan mempelajari kemungkinan ia bisa menjadi penghalang lalu lintas transportasi laut.

Sementara, senator Amerika Serikat, Maria Cantwell mengatakan, kapal tersebut diharapkan mengarah ke selatan. "Pada lintasan dan kecepatan sekarang, kapal tak akan menepi, setidaknya dalam 50 hari."

Gempa 9,0 skala Richter dan tsunami yang menggulung Jepang menghasilkan 25 juta ton puing, demikian menurut para peneliti University of Hawaii. Antara empat hingga delapan juta ton tersapu ke lautan, dua juta ton di antaranya masih mengapung di atas air laut.

Puing-puing dalam jumlah besar diperkirakan tidak akan mencapai Amerika Utara sampai Maret 2014.

Seandainya bukan Jepang

Meski 20.000 orang tewas dan hilang dalam gempa dan tsunami, seandainya lokasi kejadiannya bukan di Jepang, untuk bencana sedahsyat itu, jumlah yang tewas bisa berkali lipat.

Gempa 9,0 SR yang melanda Jepang adalah gempa terbesar yang pernah mengguncang negara itu, sekaligus gempa nomor empat terkuat yang tercatat dalam sejarah. Lindu memang relatif sedikit makan korban jiwa, yang paling bahaya adalah tsunaminya.

Untungnya, saat itu 90 persen penduduk di perairan dievakuasi secara efektif. Demikian menurut Patrick Corcoran, ilmuwan dari Oregon State University. Dia mengatakan, gempa dan tsunami Jepang berpotensi menewaskan 200.000 orang. Jika itu terjadi di Barat Laut Pasifik, misalnya.

"Adalah sifat manusia, tak peduli dengan ancaman jangka panjang, seperti siklus bencana 300 tahunan," kata dia, seperti dimuat situs sains, Our Amazing Planet. "Perlu pergeseran budaya, dari sama sekali tak berpikir soal risiko gempa dan tsunami, menjadi bersiap menghadapinya."

Orang Jepang, Corcoran mengatakan, telah menyadari ancaman gempa dan tsunami selama ratusan tahun. Beda dengan penduduk wilayah barat laut Pasifik yang baru sadar dalam hitungan dekade.

Corcoran mengimbau, masyarakat di daerah rawan gempa mulai mengidentifikasi kawasan tinggi di dekat tempat tinggal mereka, lokasi kerja, juga tempat rekreasi.

Adalah tugas warga dan pemerintah memastikan wilayah itu mudah diakses. Dan, yang tak kalah penting, harus rajin melakukan simulasi bencana.

"Masyarakat kita cenderung meremehkan simulasi," kata dia. "Padahal simulasi bisa jadi penyelamat kehidupan, ini yang dipelajari dari Jepang." (umi)

seorang astronot dari india masuk islam setelah melihat mekkah dan madinah dari antariksa

Faidnews --Sunita Williams' Masuk Islam Setelah Melihat Mekah & Madinah Dari Bulan ? Benarkah ? - Beberapa hari terakhir beredar berita heboh bahwa 'Sunita Williams' Masuk Islam Setelah Melihat Mekah & Madinah Dari Bulan ? Benarkah ? Terlepas dari benar tidaknya berita tersebut , Blog liputan 86 ingin menelusuri lebih jauh perihal Kabar yang heboh di dunia maya ini yang beredar melalui emai dan dilengkapi oleh foto Mekah dan Madinah dari luar angkasa.
Lalu seperti apa isi pesan 'Sunita Williams Masuk Islam' yang beredar melalui email tersebut ?
Berikut kutipanya yg diperoleh blog liputan 86 dari BLog genenetto;

Assalamualaikum........ !! Sebuah pesan penting untuk seluruh saudara muslim dam muslimah : Sunita Williams ( Wanita Indian Pertama yang pergi ke luar angkasa untuk beberapa bulan telah kembali ) menerima "ISLAM " karena ketika mereka ke bulan, mereka melihat ke bumi, dan nampak semua wajah bumi kelihatan sangat gelap (hitam), tetapi ada 2 tempat di bumi yang bersinar dan terlihat seperti berkilauan. Mereka kaget melihat hal itu dan mereka ingin melihat lebih jelas dengan batuan teleskop dan mengetahui bahwa kedua tempat tersebut adalah Mekah & Madinah. Mereka memutuskan setelah mereka tiba di bumi mereka akan menerima islam. Itulah alasan kenapa mereka bisa kembali ke bumi dengan selamat, karena mengikuti arah sinar dari tempat tersebut. Maka berbanggalah menjadi seorang muslim.


Dari hasil penelusuran lain, blog liputan 86 menemukan sebuah postingan seorang penulis di kompasiana dengan judul "Kesaksian Sunita Williams: Mekah dan Madinah Tampak Terang Dari Luar Angkasa". Bahkan kali ini dilengkapi foto makkah dan madinah dari luar angakasa. Penasaran pengen lihat fotonya ?

Berikut kutipannya ;

Ketika bagian bumi lainnya nampak gelap, ternyata ada sebagian kecil bumi yang nampak terang yaitu Mekah dan Madinah. Sunita William, seorang astronaut pertama India yang pada tanggal 2 Juli 2007 berada di angkasa luar, mengatakan bahwa dari atas seluruh permukaan bumi diselimuti kegelapan, namun betapa terkejutnya ketika dengan bantuan teleskop ada 2 tempat yang sangat berbeda, yaitu Mekah dan Madinah. Kedua tempat itu nampak terang dibandingkan dengan tempat-tempat lainnya dibelahan bumi. Masa Allah, Allah Maha Besar.

Ini Cara "Piramida" Gunung Padang Dibangun

Faidnews -- Sudah sejak abad ke-16, keberadaan Gunung Padang yang menyimpan situs Megalitikum terbesar di Asia Tenggara sudah diketahui keberadaannya. Bahkan sudah dipetakan oleh Puslit Arkernas.


Sempat tenggelam karena miskin perhatian, baru-baru ini Indonesia digegerkan dengan temuan Tim Katastropik Purba. Bahwa tak sekedar di permukaan, ternyata ada bangunan buatan manusia berteknologi tinggi dari masa 4.700 tahun Sebelum Masehi di Gunung Padang.

Dr Didit Oentowirjo, salah satu anggota Tim Katastropik Purba, juga mencoba menghitung jumlah batu dan orang yang mengerjakan struktur itu. Asumsi itu dibuat Didit berdasarkan data geolistrik dan georadar. Didit juga menaksir berapa lama Piramida Gunung Padang itu dibangun.

Berikut ini perhitungannya. Didit berasumsi punden berundak memiliki lima tingkat, dengan ukuran 50 m x 100 m x tingginya 10 m. Jika tiap batu dakon penyusunnya berukuran, 0,3 x 0,3 x 1,5 m, "akan diperlukan 3.703.703 batu dakon," demikian rilis Tim Katastropik Purba yang diterima VIVAnews.com, Selasa 21 Februari 2012.

Sementara, untuk jumlah orang yang membangunnya diperkirakan berjumlah 2.000 orang. "Tiap dua orang mengangkat satu batu dakon dari lokasi pembuatan hingga puncak. Tiap angkat lamanya 4 jam, dengan asumsi dalam sehari mereka bekerja selama 8 jam kerja. "Berarti tiap hari ada 2.000 batu yang terangkat."

Berat satu batu dakon diperkirakan sekitar 300 kilogram. Diperkirakan di masa itu, para pembangun "piramida" sudah menggunakan teknologi katrol seperti timba -- yang mengurangi beban angkat dari 150 kilogram per orang, menjadi 75 kilogram.

Kemudian, terkait lamanya waktu pembangunan, Didit membagi jumlah keseluruhan batu dakon dengan jumlah batu yang terangkat dalam satu hari, yakni 2.000 batu. "Maka, diperlukan 1.851 hari atau lima tahun saja," jelas tim.

Kesimpulannya, bangunan piramidal tersebut bukan tak masuk akal dilakukan saat itu. "Bangunan semegah punden berundak 5 teras Gunung Padang bisa dibangun oleh 2.000 orang warga 2 desa jaman baheula dalam waktu 5 tahun."

Penganggur di Saudi "Digaji" Rp4,8 Juta/bulan

Faidnews - Pemerintah Arab Saudi mulai beri tunjangan baru bagi lebih dari satu juta warganya yang menganggur di negeri yang kaya minyak itu. Besarnya tunjangan bulan ini meningkat 40 persen dari bulan sebelumnya, dan jauh lebih besar dari saat pertama kali diberikan akhir tahun lalu.

Melalui program "Hafiz," Kerajaan Saudi memberi subsidi 2.000 riyal atau sekitar Rp4,8 juta per bulan selama lebih dari satu tahun kepada para penganggur. Pemberian tunjangan baru ini diumumkan Raja Abdullah pada Rabu, 28 Maret 2012.

"Jumlah tunjangan bulan ini meningkat 40 persen dari bulan lalu, dan sekitar 170 persen dari Desember tahun lalu, ketika program pertama kali dimulai," kata staf Kementerian Tenaga Kerja Saudi, Khaledd al-Ajmi, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Lebih dari 80 persen penerima tunjangan pengangguran adalah wanita. Ini membuktikan upaya pemerintah Saudi untuk menciptakan pekerjaan bagi kaum Hawa, walaupun mendapat penentangan dari kaum Ulama.

Tingkat pengangguran di Saudi sekitar 10,5 persen dari 18 juta jumlah populasi. Data Kementerian Tenaga Kerja menunjukkan, para pengangguran merugikan Saudi sekitar 5,5 miliar riyal setiap tahunnya.

Sekitar 90 persen warga Saudi bekerja di kantor pemerintahan. Sementara itu, sebanyak 90 persen lapangan kerja di sektor swasta diisi oleh pekerja asing yang jumlahnya mencapai delapan juta orang.

Menurut Menteri Tenaga Kerja Adel al-Fakeih, kerajaan perlu menciptakan tiga juta pekerjaan bagi warga Saudi pada 2015 dan 6 juta pada 2030. Untuk itu, pemerintah menerapkan sistem kuota pegawai pada perusahaan swasta, dengan perbandingan yang imbang antara karyawan asing dan pribumi.

Kendati jumlah pengangguran besar, namun perekonomian Saudi meningkat 6,8 persen tahun lalu. Kemajuan ini berkat pemasukan di sektor perminyakan.